TEXAS, Mesin
penjelajah Mars milik NASA , Curiosity, kembali menyuguhkan informasi
baru. Dengan peralatan buatan Rusia, Dynamic Albedo of Neutrons (DAN),
Curiosity menemukan bukti adanya hidrogen di Mars yang bisa menjadi
petunjuk adanya air.
Deteksi
akan keberadaan hidrogen tersebut diperoleh dalam penjelajahan
Curiosity di daerah yang sangat kering di Mars. Dalam penjelajahannya,
mesin itu mendeteksi kebanyakan hidrogen berada dalam bentuk molekul air
(H2O) yang berikatan dengan mineral.
"Kami
melihat variasi sinyal di sepanjang lintasan dari tempat pendaratan
menuju Teluk Yellowknife," kata Maxim Litvak dari Space Research
Institute Moscow yang juga DAN Deputy Principal Investigator.
"Lebih
banyak air terdeteksi di Teluk Yellowknife daripada lokasi sebelumnya.
Meski demikian, di Teluk Yellowknife kami juga melihat adanya perbedaan
yang signifikan," tambahnya seperti dikutip Physorg, Senin (18/3/2013).
Tim peneliti juga menjelaskan bahwa mereka menemukan indikasi bahwa proses lingkungan basah yang memproduksi tanah liat (clay) di Teluk Yellowknife terjadi tanpa membuat banyak perubahan pada campuran elemen kimia yang ada saat ini.
Komposisi
elemen dari batuan permukaan yang digali oleh Curiosity cocok dengan
komposisi batuan basal. Batuan yang digali mengandung proporsi elemen
penyusun, seperti silikon, aluminum, magnesium, dan besi yang menyerupai
komposisi batuan basal.
"Komposisi
unsur dalam batuan di Yellowknife tidak berubah banyak oleh perubahan
mineral," kata anggota tim peneliti lain misi ini, Mariek Schmidt, dari
Brock University di Kanada.
"Setelah
membersihkan debu, kami mendapat hasil analisis yang menunjukkan kalau
klasifikasi batuan di sana adalah batuan dengan komposisi seperti batuan
basal," jelasnya.
Sebelum
debu yang melekat di batuan dibersihkan, peneliti sempat kebingungan
karena komposisi debu tersebut. Berdasarkan hasil analisis instrumen
Alpha Particle X-ray Spectrometer (APXS), komposisi unsurnya kurang
sesuai untuk dikategorikan sebagai batuan basal karena ada sulfur.
Namun,
setelah debu tersebut dibersihkan oleh Curiosity menggunakan sikat,
APXS melihat tidak terlalu banyak sulfur di batuan tersebut. Hal ini
yang mengindikasikan kalau batuan itu memiliki komposisi unsur yang
serupa dengan batuan basal.
Peneliti
menduga, batu-batuan dasar di Yellowknife terbentuk ketika batuan basal
original hancur menjadi pecahan, kemudian mengalami perpindahan dan
terkumpulkan kembali sebagai partikel sedimen dan berubah secara mineral
ketika terkena air.
Sumber : Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar