Siapa yang tak kenal dengan jamur tiram? Jamur dengan rasa yang enak seperti daging ini semakin banyak digemari oleh masyarakat.Maka tak heran jika prospek usaha budidaya jamur tiram ternyata mampu menciptakan peluang usaha di beberapa daerah. Salah satunya adalah daerah Sleman, Jogja, sentra jamur di daerah ini mulai terbentuk sekitar tahun 2003.
Hingga
kini sudah banyak petani baik perorangan maupun kelompok yang telah
menjadi pembudidaya jamur yang memiliki penampilan putih bersih ini.
Mereka tersebar di daerah Tempel, Turi, Pakem, Gambretan, Kaliurang juga
di daerah Bantul.
Permintaan
pasar yang terus meningkat bahkan kadang kurang terpenuhi memberikan
angin segar bagi para pembudidaya jamur tiram untuk memperluas lahan
budidaya mereka. Bahkan
untuk memenuhi permintaan pasar tradisional daerah lokal tersebut saja
belum dapat tercukupi, apalagi jika harus mendistribusikannya di luar
daerah Jogja.
MUDAH BUDIDAYANYA, STABIL HARGA JUALNYA
Mudahnya
budidaya jamur tiram dan harga jual yang relatif stabil memang menjadi
pemicu para petani untuk membudidayakan jamur tiram tersebut.
Pertumbuhannya yang cukup cepat dan tingkat kegagalan yang minim
terutama akibat serangan hama juga merupakan daya tarik tersendiri bagi
petani jamur tiram.
Bagaimana
tidak, dari dari bibit media tanam (baglog) yang jika dibeli dengan
harga 2 ribu bisa dipanen hanya dalam 2 sampai 3 bulan dan mampu
menghasilkan sekitar 1 kg jamur per baglognya.
Belum
lagi, harga penjualan yang selalu stabil yakni 10 ribu per kg untuk
jamur tiram segar dan untuk jamur tiram kering berkisar 40 ribu rupiah.
Karena banyaknya keuntungan inilah yang menjadikan mereka, para petani
jamur tiram kian bersemangat untuk membudidayakan jamur jenis ini.
PEMBUATAN MEDIA TANAM DAN KUMBUNG JAMUR
Pembuatan
baglog dan juga kumbung jamur tidak terlalu sulit. Untuk pembuatan
kumbung, hal yang harus diperhatikan adalah jamur dapat hidup didaerah
dengan kelembaban yang tinggi dan intensitas matahari yang rendah.
Rak
sebagai tempat dimana baglog disusun juga hanya menggunakan bilah-bilah
bambu.Kumbung bisa menggunakan atap yang terbuat dari anyaman bambu
(gedek) atau genting yang penting tidak terkena curah hujan dan matahari
langsung.
Untuk
dinding kumbung, sebaiknya dialasi dengan plastik yang berfungsi agar
suasana ruangan kumbung menjadi sejuk. Sedangkan untuk media tanamnya
(baglog), sudah banyak dijual di pasaran dengan harga berkisar antara
2-3 ribu rupiah.
Akan
tetapi apabila petani jamur tiram ingin membuat baglog sendiri guna
menekan biaya, proses pembuatannya adalah sebagai berikut.
Bahan yang dibutuhkan :
- Bibit media tanam
- 50 kg serbuk gergaji
- 10 kg bekatul (dedak halus)
- 1 kg kapur
- 14 kg air
- Polybag
- Cincin, terbuat dari bambu yang dipotong
- Plastik, kapas dan karet penutup
Langkah pembuatan :
- Campurkan bahan berupa serbuk gergaji, bekatul, kapur dan air lalu aduk hingga merata.
- Masukkan bahan sebanyak 500 gram dalam polybag lalu dikancing dan tutup dengan plastik dan ikat dengan karet sehingga membentuk seperti lubang tutup botol (baglog).
- Sterilisasi media dengan cara steam baglog dalam autoclave bertekanan 1,5-2,5 bar atau 200 derajad celcius selama 2 jam.
- Dinginkan baglog dalam ruangan selama 6-10 jam.
- Masukkan bibit media tanam dalam lubang baglog lalu ratakan kemudian sumbat dengan kapas dan ikat kembali dengan plastik dan karet.
- Simpan baglog dalam ruangan pemutihan sehingga terjadi penyebaran bibit miselium dari bagian atas baglog ke bagian bawahnya sehingga baglog yang awalnya bewarna cokelat berubah menjadi putih. (dalam waktu 3 minggu miselium telah menyebar lebih dari 3/4 baglog dan baglog siap dipindahkan ke rak pertumbuhan).
- Simpan baglog dalam rak dengan cara terlentang dan ditumpuk hingga 10 tumpukan.
- Seminggu kemudian jamur telah ditumbuhi dengan miselium dan jamur siap tumbuh.
- Buka ikatan dan kapas pada cincin sehingga batang jamur dapat tumbuh keluar.
- Dalam 1-2 minggu berikutnya jamur sudah matang dan siap dipanen.
0 komentar:
Posting Komentar